Selasa, Januari 06, 2009

Kota Sam Kok: Budi & Dendam Para Tokoh Tersohor


Pada akhir dinasti Han-Timur (25-220) di Tiongkok, sejumlah ksatria memperebutkan kekuasaan, di dalam pergolakan itu akhirnya memasuki era Sam Kok/Tiga Negara yang berdikari dan saling bersaing serta dengan penuh sentimental memainkan peran di dalam zaman Kesetiaan, Keadilan dan adu siasat. Episode drama besar sejarah yang menggetarkan hati dan sukma ini, hubungan sebab-akibatnya perlu ditelusuri dan dimulai pebahasannya 400 tahun sebelumnya, hingga memasuki zaman akhir dinasti Qin (秦) - awal dinasti Han (漢).

Alkisah pada akhir zaman dinasti Han-timur semasa pemerintahan kaisar Ling (靈), ada seorang cendekiawan bernama Sima Mao (司馬貌), ia berwawasan luas, tapi karena keluarganya miskin maka tak mampu mengikuti ujian negara dan hatinya tertekan karena merasa tak berguna. Pada suatu malam ia diutus ke istana Asyura, menggantikan raja neraka (Giam Lo Ong) mengadili kasus-kasus pemfitnahan. Itulah empat kasus yang telah mengendap selama 350 tahun lebih masih saja belum berhasil divonis, orang-orang yang terlibat adalah 3 pejabat besar yang berjasa besar bagi dinasti Han yakni: Han Xin (baca: Han Sin) (韓信), Peng Yue (baca: Beng Yue) (彭越) dan Ying Bu (baca: Ing Pu) (英布), Kaisar Han - Han Gaozhu, Liu Bang (baca: Liu Pang) (劉邦) dan Xiang Yu (baca: Siang Yü) (項羽), Lu Hou (baca: Lü Hou = permaisuri Lu) (呂后) serta nyonya Qi (baca: Ji) (戚夫人), Xiao He (baca: Siao He) (蕭何) dan Kuai Tong (baca: Guai Dung) (蒯通), beserta beberapa jenderal semasa pertikaian antara negara Qu (baca: Ju) (楚) dan Han (漢). Oleh karena budi-dendam antar mereka betapa pelik dan ruwetnya, maka Sima Mao mendengarkan setiap keluhan/pengaduan dari mereka satu persatu dan memerintahkan para pelaku saling berhadapan untuk dikonfrontir, dengan hasil persidangan kejadian sesungguhnya sbb :

Han Xin pernah didampingi Kuai Tong yang memiliki banyak tipu muslihat dan sering menasehatinya untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai raja dan berbagi territorial dengan negara Qu dan Han, namun Han Xin tidak sudi mengkhianati raja Liu (tatkala itu belum kaisar) - Liu Bang dan ia mempersembahkan 10 jasa besar serta akhirnya merebut kendali seluruh negeri untuk Liu Bang. Tetapi Liu Bang sesudah menguasai seluruh negeri, bukan saja tidak mencatat dan membalas jasa-jasanya, malahan memelorotkan jabatannya, kemudian Lu Hou (Permaisuri Lu) memerintahkan Xiao He membuat perangkap dan membujuknya memasuki istana Chang Le dan ia dihukum mati (dengan tuduhan hendak berontak). Sebelumnya, meskipun ada peramal yang menujumnya bisa hidup sampai usia 72 tahun, hidup dalam ketenaran dan bakal berakhir dengan tenang, akan tetapi karena terlalu banyak membunuh sehingga usianya terkurangi, ketika maut menjemput ia hanya berusia 32 tahun.

Peng Yue karena berparas tampan dan atletis, diincar oleh Lu Hou dan mumpung sang kaisar sedang melakukan perjalanan ekspedisi ia dipanggil menghadap ke dalam istana, tetapi ia berkarakter lurus dan tak sudi melanggar norma kesusilaan serta tidak menuruti nafsu bejad Lu Hou. Lu Hou marah besar dan memerintahkan menghukum-matinya dijadikan daging cacah serta memfitnahnya hendak berontak, demikian yang disampaikan kepada kaisar Han. Sedangkan Ying Bu juga dikarenakan Lu Hou mengirim daging cacah Peng Yue untuk ia konsumsi lantas saking murkanya ia membunuh pesuruh permaisuri, kemudian ia dikirimi pedang, jaring merah dan arak beracun oleh Lu Hou agar menghabisi dirinya sendiri menggunakan pilihan alat-alat tersebut.

Xiang Yu kalah perang di Gai Xia (baca: Kai Sia), tertipu oleh jenderal Xia Guang (baca: Sia Kwang) yang menyaru menjadi petani dan mengarahkan dia ke jalan kematian/yang salah, sesampainya di tempat penyeberangan Wu Jiang (sungai besar Wu), berjumpa dengan kawan lama, Lu Matong (baca: Lü Ma Dung), yang ia harapkan mengingat hubungan yang sudah terjalin lama mau meloloskannya. Ternyata Lu bersama 4 jenderal lainnya, memaksa Xiang Yu bunuh diri, kemudian memutilasinya untuk dijadikan bukti penerimaan hadiah kepada kaisar.

Suatu kali sewaktu bala tentara Liu Bang kalah perang dan melarikan diri ke dusun marga Qi, melihat nyonya Qi yang berparas cantik ia langsung jatuh hati, kala itu Liu Bang berjanji apabila dia melahirkan untuknya seorang putra, maka sang putra akan dijadikan pangeran. Kemudian nyonya Qi sesuai yang diharapkan melahirkan seorang putra, ibu dan anaknya disayang oleh kaisar Liu Bang, tetapi karena takut dengan Lu Hou mereka lantas tidak berani menyainginya. Sesudah sang kaisar mangkat, Lu Hou menggunakan arak beracun dan menyiksa nyonya Qi dengan keji, menusuk buta kedua matanya, memotong telinga, hidung dan lidahnya, mencekokinya dengan cairan tembaga merah, memaksa meminumkannya ke dalam tenggorokan, serta mematahkan 4 anggota tubuh dan akhirnya jazadnya dibuang ke dalam penampung tinja.

Sebab Akibat Saling Membalas - Vonis Yang Adil

Sima Mao mendengarkan dengan seksama di dalam sidang, kemudian memanggil mereka satu per satu dan menjatuhkan vonisnya sbb:

“Han Xin, Anda setia membela negara, telah merebut separo negeri bagi dinasti Han, sayang mati dengan rasa dizalimi, Anda diutus terlahir di dusun Qiao rumah Cao Song (baca: Jao Sung), bermarga Cao (曹), bernama Cao (操) (Cao Cao dari zaman Samkok yang tersohor), awalnya sebagai patih dinasti Han, kemudian sebagai raja Wei (魏), berkedudukan di Xu Du (baca: Sü Tu) dan menikmati separo negeri dinasti Han. Ketika itu kekuasaan dan kewibawaan meliputi dunia, membiarkan anda membalas dendam kesumat kehidupan masa lampau. Anda tak boleh memproklamirkan diri sebagai kaisar dan tak ada niatan untuk mengkhianati dinasti Han. Anak Anda (Cao Cao) memperoleh dari kaisar Han Chan penganugerahan Anda (Han Xin) titel: kaisar Wu guna mengakui 10 jasa besar Anda.”

Kemudian memanggil Liu Bang dan memvonisnya: “Anda pada kelahiran yang akan datang masih terlahir di keluarga Han, sebagai Xuan Di (kaisar Xuan (獻帝)), seumur hidup diganggu dan dihina oleh Cao Cao, dibuat nyali menciut sukma terkaget hingga duduk dan berbaringpun tak tenang, melewati hari terasa bagaikan tahun. Karena pada kehidupan sebelumnya Anda menzalimi punggawa anda, pada kehidupan berikut punggawa menggerogoti tuannya sebagai imbalannya.”

Kemudian Lu Hou dipanggil dan divonis: “Anda terlahir di keluarga Fu, di kemudian hari masih menjadi permaisuri dari kaisar Xuan, didera jutaan penderitaan oleh Cao Cao dan dicekik dengan jaring merah hingga mati di dalam istana, sebagai imbalan untuk membalas dendam pembunuhan Han Xin di istana Chang Le”.

Vonis terhadap Ying Bu berbunyi: “Anda diutus terlahir di keluarga Sun Jian (baca: Suen Cien (孫堅),) di Jiang Dong (baca: Ciang Tung = wilayah selatan sungai Yangtse), bermaga Sun bernama Quan (baca: Suen Jüén), sebelumnya sebagai raja Wu, kemudian sebagai kaisar Wu, bercokol di Jiang Dong, menikmati kejayaan dan kemakmuran sebuah negara (Sebagai salah satu penguasa pada zaman Samkok).”

Kemudian Peng Yue dipanggil menghadap: “Anda adalah orang yang lurus, Anda diutus terlahir di keluarga Liu, bermarga Liu bernama Bei (baca: Liu Pei, salah satu penguasa pada zaman Samkok), dikenal berbelas-kasih dan ber-keadilan. Di kemudian hari diangkat sebagai kaisar Shu (蜀), pemilik wilayah tengah Shu, berbagi jagad (Tiongkok) dengan Cao Cao dan Sun Qian. Marga Cao memusnahkan Han, Anda sebagai keturunan Han bertindak sebagai suksesor, suatu pernyataan pertanda kesetian hati Anda.”

Selanjutnya ia memanggil Xiao He dan berkata: “Anda menanam budi kepada Han Xin, juga bertindak negatif, anda divonis terlahir di keluarga Yang, bermarga Yang bernama Xiu (楊修). Ketika Liu Bang memasuki wilayah lawan, para jenderal merampok barang-barang berharga, hanya Anda yang mengambil peta dan buku. Pada kehidupan kelak kepintaran Anda menonjol, tingkat kesadaran Anda jarang dimiliki orang-orang pada umumnya dan diangkat sebagai kepala urusan financial oleh Cao Cao, menikmati kekayaan melimpah, sebagai imbalan untuk tiga sumbang saran. Tatkala tidak berkoordinasi dan berakibat merusak peluang siasat militer Cao Cao, lantas dihukum mati oleh Cao Cao, sebagai imbalan untuk kehidupan silam dalam memperdaya Han Xin memasuki istana Chang Le yang akhirnya terbunuh, kehidupan kelak harus membayar hutang nyawa ini.”

Kuai Tong diperintahkan naik dan divonis: “Anda cerdik dan banyak akal, Anda dikirim dilahirkan di Nan Yang, bermarga Zhuge, bernama Liang 諸葛亮 dengan julukan Naga merunduk, panglima perang pasukan Liu Bei dan berjuang bersama mendirikan dinasti. ”

Kemudian ia memanggil naik Xu Fu: “Anda salah meramal Han Xin dapat hidup sampai 72 tahun, tapi hanya sampai 32 tahun; meskipun mati dalam usia muda, juga semestinya tercatat di dalam takdir. Kini Anda diutus terlahirkan di Xiang Yang, bermarga Pang, bernama Tong, dengan julukan anak burung Hong, membantu Liu Bei merebut Xi Chuan. Ditakdirkan tewas pada usia 32 tahun, mati di bawah Luo Feng Po (Lereng Jatuhnya burung Hong), seumur dengan Han Xin, sebagai imbalan untuk peramalan yang tidak tepat.”

Pemvonisan Fan Kuai: “Anda saya utus terlahir di keluarga bermarga Zhang di Zhuo Zhou, bernama Fei (張飛).” Kemudian juga memanggil Xiang Yu ke atas: “Anda diutus terlahir di keluarga Guan di Jie Liang - Pu Zhou, hanya mengganti nama tapi tidak mengganti marga, bermarga Guan, tetap bernama Yu (關羽). Kalian berdua memiliki keberanian yang sulit ditandingi, mengangkat sumpah sebagai saudara angkat dengan Liu Bei di Kebun Persik, sebagai landasan untuk tercapainya cita-cita kalian. Dosa Fan Kuai membiarkan sang istri dalam membantu kekejaman permaisuri Lu Hou, sang isteri berdosa suami ikut menanggung; kesalahan Xiang Yu adalah membunuh Zi Ying, raja Qin dan membumi-hanguskan Xian Yang. Kedua orang ini pada ditakdirkan mati mengenaskan, namun Fan Kuai semasa hidupnya gagah berani dan sedikitpun tidak menjilat (atasan); Xiang Yu tidak membunuh Tai Gong, tidak menodai permaisuri Lu dan tidak meracuni orang yang sedang lengah pada pesta perjamuan, memiliki 3 kebajikan ini, kehidupan Anda kelak memiliki keberanian dalam membela keadilan dan berhati lurus, setelah meninggal, Anda disembah rakyat sebagai dewa (Dewa Kwan Kong).”

Panggilan selanjutnya ditujukan untuk Ji Xin: “Selama hidup, Anda mengabdi dan berbakti di keluarga Liu Bang, belum pernah merasakan kesejahteraan barang seharipun, Anda saya utus terlahir di keluarga Zhao di Chang Shan, bernama Yun (趙雲), sebagai jenderal tersohor dari negara Shu-barat. Ketika di Yang Chang Ban menerobos diantara jutaan pasukan demi menolong majikan, mengekspresikan secara besar-besaran kewibawaan nama Anda. Hidup hingga berusia 82 tahun, berpulang tanpa menderita sakit.”

Kemudian giliran memanggil nyonya Qi: “Anda saya utus terlahir di keluarga Gan, mendampingi Liu Bei sebagai permaisuri. Lu Hou pada mulanya menggandrungi raja Peng tapi nafsunya tak tersalurkan, juga merasa iri kepada Anda (sebagai selir) yang dicintai oleh kaisar Han, kini Anda ditakdirkan sebagai isteri Peng Yue (Liu Bei), membuat (Lu Hou, kini sebagai permaisuri kaisar Xuan) bukan kepalang irinya. Sesuai kehendak raja Zhao, menganggap Anda sebagai anaknya, nama diubah menjadi Liu Chan, dengan julukan: A Dou, setelah naik tahta dengan title: Hou Zhu, menikmati kemuliaan dan kekayaan selama 42 tahun, demi membayar penderitaan kehidupan yang lalu.”

Kemudian Ding Gong dipanggil menghadap: “Anda ke keluarga Zhou terlahir di sana, bernama Yu (周瑜), sebagai jenderal di bawah Sun Quan, usia mencapai 35 tahun dan mati mendadak. Pada saat dengan Xiang Yu pengabdian Anda tidak tuntas, kelak dengan Sun Qian juga tidak bisa tuntas.”

Setelah itu Xiang Po dan Yong Chi dipanggil menghadap: “Xiang Po mengkhianati keluarga mengabdi kepada orang asing dan mengejar kemewahan; Yong Chi menerima penghargaan kebangsawanan dari musuh, Anda berdua berdosa kepada Xiang Yu. Mengatur Anda pada kehidupan kelak, yang satu bernama Yan Liang dan satunya Wen Chou, yang ditebas oleh Guan Yu, guna melampiaskan dendam kesumat dalam kehidupan yang lalu.” Sedangkan 6 jenderal yang memojokkan dan memaksa Xiang Yu bunuh diri, akan berada di bawah perintah Cao Cao dan mempertahankan lintasan-lintasan genting, sehingga Guan Yu menerobos 5 lintasan dan memenggal 6 jendral, untuk melampiaskan dendam pemojokan jalan hidup di sungai Wu pada kehidupan yang lampau.

Pada zaman perebutan kekuasaan atas Tiongkok antar negara Chu dan Han, bagi tentara dan jenderal yang terpaksa tewas tapi tidak terima dan bagi yang memiliki keahlian tapi tak sempat disalurkan tuntas, bagi yang berbudi akan mendapat imbalan, bagi yang terzalimi akan terbalaskan, semuanya diatur reinkarnasinya pada saat zaman Sam Kok. Bagi yang culas, mencelakakan orang, berintrik menebar racun, dan menerima budi orang tapi tidak membalas, semuanya dijadikan kuda berperang, sebagai tunggangan para jenderal.

Shima Mao dengan adil memvonis perkara, setiap orang merasa terpuaskan, maka mereka secara berurutan bereinkarnasi, dengan demikian sebuah babak episode sejarah besar yang dielu-elukan selama ribuan tahun telah mulai digelar. …….

Credit to alcapone

Tidak ada komentar: